Fenomena Doppelganger - Kembaran yang Misterius

Doppelganger berasal dari kata Jerman yang berarti "Double Walker". Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada bayangan diri yang dipercaya menyertai setiap manusia di bumi ini. Fenomena ini berbeda dengan penampakan hantu. Jika penampakan hantu berarti seseorang melihat citra orang yang telah meninggal, maka fenomena doppelganger berarti melihat bayangan seseorang yang masih hidup. Dalam banyak kasus, Doppelganger dipercaya sebagai tanda-tanda kematian. Konon Ratu Elizabeth I berjumpa dengan bayangan dirinya sendiri sebelum meninggal.

Entah kapan fenomena ini pertama kali muncul. Namun pada tahun 1691, ditemukan catatan mengenai Doppelganger yang ditulis oleh Robert Kirk yang menulis bahwa fenomena ini telah muncul dalam kisah-kisah rakyat Skotlandia dan Irlandia.

Doppelganger dan Budaya
Fenomena doppelganger memiliki banyak penjelasan beragam di berbagai bagian dunia. Di Denmark, ada sebuah kisah yang menyebutkan seekor Troll (makhluk mitos) menculik seorang wanita hamil dan kemudian menggantinya dengan doppelgangernya untuk menutupi kejahatannya.

Di dalam tradisi Yahudi, setiap orang dipercaya memiliki malaikat yang berwajah mirip sepertinya yang kadang-kadang muncul dan menampakkan diri.

Di dalam tradisi dan kepercayaan beberapa negara lainnya, doppelganger secara sederhana diartikan sebagai roh jahat yang mengambil rupa seorang manusia.

Teori Dr.Peter Brugger
Dalam konteks sains, Dr.Peter Brugger dari Zurich University Hospital, mengajukan teori adanya Doppelganger Syndrom. Sindrom ini, menurut Dr.Brugger, adalah sebuah perasaan dimana seorang pasien amputasi bisa merasakan kembali adanya anggota badan yang telah hilang. Dalam kasus Doppelganger, bukan hanya sebagian anggota badan yang dirasakan, melainkan seluruh tubuh "tambahan" dirasakan ada di luar tubuh dan berada diluar kendalinya.

Menurut Dr.Brugger, sindrom ini bisa terjadi ketika syaraf kita mengalami goncangan sehingga kita akan membawa representasi internal diri yang kemudian ditransfer ke dunia luar. Ini biasa terjadi ketika kita sedang mengalami stres, kesepian atau ketika otak kita mengalami luka atau tumor. Bagi Brugger, fenomena syaraf ini dapat menjelaskan adanya "teman imajiner" yang dialami oleh banyak anak kecil.

Eksperimen Shahar Arzy
Selain Dr.Brugger, penjelasan ilmiah lainnya juga muncul pada September 2006 di Majalah Nature. Majalah itu merilis hasil eksperimen yang dilakukan oleh Shahar Arzy dan rekannya di University Hospital, Jenewa, Swiss. Mereka tanpa diduga berhasil menciptakan fenomena Doppelganger dengan menggunakan stimulasi elektromagnetik yang diberikan pada otak pasien.

Sang pasien disuruh berbaring diam di atas tempat tidur, lalu, mereka memberikan stimulasi elektrik padaTemporoparietal Junction (TPJ) di otak kirinya. Ketika stimulasi itu diberikan, dengan segera sang pasien bisa merasakan adanya kehadiran orang lain di tempat itu. Dengan demikian, eksperimen ini membuktikan bahwa fenomena ini mungkin berhubungan dengan terganggunya aktifitas otak.

Menurut Arzy, eksperimen ini mungkin dapat menjelaskan mengenai halusinasi yang sering dialami oleh penderita Schizoprenia atau paranoia. Tapi nyatanya tidak semua kejadian doppelganger dapat terjawab oleh teori ini.

0 komentar: